Sitirejo, Wagir –Tradisi budaya dan kearifan lokal kembali hidup dalam kegiatan panen serentak yang diselenggarakan oleh Kelompok Tani Sri Rejeki 1 , Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang. Tradisi yang dikenal dengan sebutan “Uri-Uri”, sebuah upaya menjaga dan melestarikan warisan leluhur, berlangsung meriah dan penuh makna pada hari Sabtu, 28
Juni 2025.
Juni 2025.
Menghidupkan Kembali Warisan Leluhur
Uri-Uri secara harfiah berarti “menghidupkan kehidupan”, sebuah filosofi yang menggambarkan rasa syukur masyarakat atas hasil bumi yang diberikan oleh Tuhan. Kegiatan ini telah menjadi bagian dari identitas budaya warga Dusun Reco, di mana setiap musim panen selalu dirayakan secara bersama-sama sebagai bentuk solidaritas sosial dan spiritual.
Dalam kegiatan tahun ini, masyarakat tidak hanya melakukan panen serentak, tetapi juga menggelar doa bersama, kenduri, dan pembacaan doa sebagai simbol rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Seluruh warga bergotong-royong memanen padi secara tradisional, dengan suasana hangat dan penuh kebersamaan.
Dihadiri Tokoh-Tokoh Penting Desa dan Pertanian
Acara panen serentak dan tradisi Uri-Urip ini turut dihadiri oleh sejumlah tokoh penting dari berbagai unsur pemerintahan dan kelompok tani. Hadir dalam kesempatan tersebut Kepala Desa Sitirejo, Bapak Buwang Suharja, yang memberikan apresiasi dan dukungan terhadap pelestarian tradisi lokal.
"Kegiatan seperti ini perlu terus dijaga karena merupakan jati diri kita sebagai masyarakat desa. Selain itu, panen serentak ini juga menunjukkan kekompakan dan kerja sama antarpetani," ujar Bapak Buwang dalam sambutannya.
Dari unsur penyuluh pertanian, hadir pula Bapak Afip dari Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan Wagir, yang menyampaikan pentingnya sinergi antara pengetahuan lokal dengan teknologi pertanian modern.
"Kita tidak boleh melupakan tradisi, karena dari sanalah semangat gotong-royong dan keberlanjutan muncul. Tapi kita juga harus membuka diri terhadap inovasi agar hasil pertanian lebih optimal," jelas Bapak Afip.
Peran Poktan dan Gakpoktan dalam Kesuksesan Kegiatan
Kegiatan ini juga didukung penuh oleh Kelompok Tani (Poktan) Sri Rejeki Sitirejo, yang diketuai oleh Bapak Muhammad Zainuri. Beliau menyampaikan bahwa Uri-Uri bukan sekadar kegiatan seremonial, melainkan refleksi atas filosofi hidup petani yang menghargai alam dan kehidupan.
"Kita panen tidak hanya karena bekerja keras, tetapi juga karena berkah dari Tuhan dan dukungan seluruh masyarakat. Dengan Uri-Urip, kita diajak untuk tidak hanya memanen hasil bumi, tetapi juga memanen rasa syukur dan persaudaraan," tutur Bapak Zainuri.
Dari jajaran pemerintahan tingkat dusun, hadir bapak Andre selaku Kasun Lemah duwur , Bapak Ngadiono selaku Ketua RW 01 Lemah Duwur, Bapak Hari slamet selaku pamong desa serta sejumlah anggota Gabungan Kelompok Tani (Gakpoktan) Sitirejo. Salah satu yang hadir adalah Bapak Joko, yang menyampaikan bahwa kegiatan ini membawa semangat baru bagi para petani, terutama generasi muda.
Melestarikan Budaya, Memperkuat Ketahanan Pangan
Tradisi Uri-Uri memiliki nilai strategis tidak hanya dari sisi budaya, tetapi juga dalam konteks pembangunan desa dan ketahanan pangan. Dengan menggelar panen serentak, para petani dapat saling membantu, mempercepat proses panen, dan menekan biaya operasional. Lebih dari itu, tradisi ini juga mempererat tali silaturahmi antarwarga.
"Di tengah tantangan zaman seperti saat ini, kita butuh kekuatan kolektif. Uri-Uri mengajarkan kita tentang arti kerja sama, kepedulian, dan cinta terhadap tanah yang kita pijak," ungkap Bapak Hari Slamet selaku pamong dari dusun reco.
Selain kegiatan utama panen, juga diadakan acara Tumpengan, dan makan bersama sebagai bentuk berbagi rezeki.
Membangun Masa Depan yang Berakar pada Kearifan Lokal
Kegiatan Uri-Uri di Dusun Reco menjadi bukti bahwa tradisi dan kemajuan bisa berjalan beriringan. Melalui kolaborasi antara pemerintah desa, penyuluh pertanian, kelompok tani, dan masyarakat, panen tidak hanya menjadi kegiatan ekonomi, tetapi juga peristiwa sosial dan budaya yang memperkuat identitas desa.
Semangat ini diharapkan dapat terus berlanjut di tahun-tahun mendatang dan menjadi inspirasi bagi desa-desa lain dalam menjaga kearifan lokal sebagai bagian dari pembangunan berkelanjutan.
Tags
Pertanian