Malang, Suasana penuh syukur dan kekeluargaan menyelimuti aula Gereja Katolik Santo Yohanes Pemandi Janti, Malang, dalam acara pembubaran panitia Paskah 2025 yang diselenggarakan pada hari Minggu tanggal 19 mei 2025 bersama Dewan Paroki Janti, para Romo, dan panitia Paskah dari lingkungan Santo Ignatius. Kegiatan ini tidak hanya menjadi momen evaluasi dan penutupan rangkaian perayaan Paskah, tetapi juga ajang mempererat tali persaudaraan antar umat dan pelayan Gereja.
Sambutan Hangat dari Para Romo dan Dewan Paroki
Acara yang dimulai pada pagi hari selesai Misa kedua , dibuka dengan doa pembuka dan sambutan dari Romo Paroki Janti, Romo Krismianto, didampingi oleh Romo Winnur. Dalam sambutannya, Romo Krismianto menyampaikan rasa terima kasih yang mendalam kepada seluruh panitia Paskah yang telah bekerja keras, mulai dari persiapan hingga pelaksanaan seluruh rangkaian liturgi dan kegiatan sosial selama masa Paskah.
“Paskah tahun ini terasa begitu hidup dan penuh makna berkat keterlibatan umat yang luar biasa, khususnya dari lingkungan Santo Ignatius. Saya melihat semangat pelayanan yang sungguh luar biasa dan menginspirasi,” ujar Romo Krismianto.
Romo Winnur menambahkan bahwa semangat kebersamaan ini adalah cerminan nyata dari semangat Kristus yang bangkit, yang menghidupkan dan mempersatukan umat-Nya dalam kasih.
Penyerahan Tanda Kasih: Salib dan Televisi untuk Paroki
Dalam momen yang mengharukan dan penuh simbol, perwakilan lingkungan Santo Ignatius menyerahkan lima buah salib dan satu unit televisi sebagai bentuk dukungan dan kasih kepada Paroki Janti. Penyerahan ini dipimpin oleh Ketua Lingkungan Santo Ignatius, Bapak Supriyadi, yang didampingi oleh bapak Naripun dan beberapa umat lainnya.
“Kelima salib ini kami serahkan sebagai lambang cinta kami kepada Gereja, dan sebagai kenangan dari pelayanan bersama selama masa Paskah. Semoga salib-salib ini menjadi pengingat akan semangat pengorbanan dan kebangkitan Kristus yang terus menyala dalam pelayanan kita,” ungkap Bapak Supriyadi.
Adapun televisi yang diberikan bertujuan untuk mendukung kegiatan pastoral dan pembelajaran iman, baik untuk umat dewasa maupun anak-anak di lingkungan Paroki Janti.
Pemberian ini disambut hangat oleh Romo Krismianto dan Dewan Paroki. “Kami sangat berterima kasih atas perhatian dan kasih dari lingkungan Santo Ignatius. Ini bukan hanya soal barang yang diberikan, tetapi tentang semangat pelayanan yang ditunjukkan oleh saudara-saudari seiman,” ujar salah satu anggota Dewan Paroki.
Evaluasi dan Refleksi Bersama
Usai sambutan dan penyerahan cendera mata, acara dilanjutkan dengan sesi evaluasi dan refleksi bersama yang dipimpin oleh panitia Paskah. Dalam sesi ini, berbagai hal dibahas mulai dari keberhasilan acara, tantangan yang dihadapi, hingga saran dan masukan untuk pelaksanaan kegiatan ke depan.
Ibu Christine, salah satu anggota panitia dari lingkungan Santo Ignatius, menyampaikan bahwa kolaborasi yang terjadi selama masa Paskah merupakan pengalaman berharga yang membawa pertumbuhan iman dan persaudaraan.
“Kami belajar banyak dalam hal koordinasi, komunikasi, dan terutama dalam melayani dengan hati. Semoga ke depan, semangat ini bisa terus dijaga dan bahkan ditingkatkan,” tuturnya.
Kebersamaan dalam Ramah Tamah
Sebagai penutup, seluruh peserta kegiatan mengikuti acara ramah tamah yang diisi dengan makan bersama, canda tawa, serta pertukaran pengalaman. Makanan yang disajikan merupakan hasil gotong royong umat, memperlihatkan semangat kebersamaan yang masih kuat di antara umat lingkungan dan paroki.
Dalam suasana santai dan penuh keakraban ini, para Romo, anggota dewan, serta umat dari berbagai lingkungan dapat saling mengenal lebih dekat dan berbagi cerita di luar suasana formal gerejawi.
Peneguhan Semangat Pelayanan
Acara pembubaran panitia Paskah ini menjadi lebih dari sekadar seremoni penutupan. Ia menjadi wujud nyata dari semangat pelayanan yang dilandasi oleh kasih Kristus. Dengan adanya kerja sama yang erat antara Paroki Janti dan lingkungan Santo Ignatius, semakin tampak bahwa pelayanan Gereja adalah karya bersama yang melibatkan seluruh lapisan umat.
“Semoga semangat ini menjadi benih yang tumbuh dan berbuah dalam pelayanan-pelayanan ke depan. Kami terbuka untuk terus bekerja sama, bukan hanya di masa Paskah, tapi dalam kegiatan pastoral lainnya,” ujar Romo Winnur dalam penutupan acara.
Dengan penuh sukacita dan harapan, seluruh umat kembali ke rumah masing-masing membawa semangat baru, menyadari bahwa dalam setiap pelayanan kecil pun, kasih Tuhan dinyatakan secara nyata. Acara ditutup dengan doa syukur bersama, memohon agar Gereja Santo Yohanes Pemandi Janti terus menjadi tempat pertumbuhan iman dan persaudaraan sejati.