" DWP Kemenag Kabupaten Malang Gelar Giat Sosialisasi Moderasi Beragama Lewat Kegiatan Belajar Sambil Bermain "

Ngajum, Malang – Rabu, 2 Juli 2025
Dalam rangka memperkuat nilai-nilai toleransi dan kerukunan antarumat beragama, Dharma Wanita Persatuan (DWP) Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang mengadakan kegiatan "Giat Sosialisasi Moderasi Beragama" dengan pendekatan unik, yaitu belajar sambil bermain. Kegiatan ini dilaksanakan di Gedung Pasraman Widya Saraswati, Desa Kesamben, Kecamatan Ngajum, Kabupaten Malang, dan menyasar kelompok binaan Genta Ganesha Malang , yang terdiri dari ibu-ibu umat Hindu di wilayah tersebut.

Dipimpin oleh Tokoh DWP Kemenag Kabupaten Malang

Acara ini dipimpin oleh Ibu Yeni Siswanti, istri dari Penyelenggara Hindu Kantor Kementerian Agama Kabupaten Malang, yang didampingi oleh Ibu Imron,  istri dari Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (PAIS), serta istri Kepala KUA Kecamatan Ngajum. Kehadiran para istri pejabat Kemenag tersebut menjadi bukti nyata sinergi antarbidang dalam mendukung program moderasi beragama yang menjadi prioritas nasional.

Selain itu, kegiatan ini juga melibatkan penyuluh lintas agamadari wilayah Kecamatan Ngajum, baik dari unsur Islam, Hindu, maupun Kristen, yang berkolaborasi dalam memberikan edukasi kepada masyarakat binaan.

Belajar Sambil Bermain: Cara Edukatif yang Humanis

Dengan mengambil pendekatan belajar sambil bermain, kegiatan ini tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga menyenangkan dan partisipatif. Para peserta diajak untuk mengikuti sejumlah permainan edukatif yang mengandung pesan-pesan moral, seperti pentingnya saling menghargai perbedaan, menjaga kerukunan dalam keberagaman, serta memahami bahwa moderasi beragama bukanlah sekadar slogan, melainkan sikap hidup yang harus diterapkan dalam keseharian.

Beberapa permainan yang dimainkan antara lain:

- Puzzle Kebhinekaan, di mana peserta harus menyusun potongan gambar tokoh-tokoh dari berbagai agama di Indonesia.
- Tebak Simbol Agama, yang mengajak peserta mengenali simbol-simbol keagamaan dari berbagai keyakinan.
- Permainan Peran “Tetanggaku Sahabatku”, yang mensimulasikan kehidupan masyarakat majemuk dalam satu lingkungan desa.

Melalui metode ini, nilai-nilai toleransi dan inklusivitas lebih mudah dipahami, terutama oleh peserta yang berasal dari kalangan ibu rumah tangga dengan latar belakang pendidikan yang beragam.

Pesan Kuat: Moderasi Beragama untuk Perdamaian dan Persatuan

Dalam sambutannya, Ibu Yeni Siswanti menyampaikan bahwa moderasi beragama sangat penting sebagai pondasi perdamaian di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. Ia menekankan bahwa Dharma Wanita Persatuan sebagai organisasi pendamping ASN memiliki peran strategis dalam menyebarkan semangat toleransi, terutama di lingkungan keluarga.

 “Ibu-ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Maka jika ibu-ibu memahami pentingnya toleransi dan hidup berdampingan, hal itu akan tertanam sejak dini dalam diri generasi kita,” ujar Ibu Yeni.

Senada dengan itu, Ibu Imron menyatakan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari upaya preventif untuk mengurangi potensi konflik berbasis keagamaan.

 “Kami ingin menunjukkan bahwa meskipun berbeda agama, kita tetap bisa bekerja sama, saling menghargai, dan hidup rukun. Moderasi bukan memaksakan kesamaan, tapi mengelola perbedaan dengan bijak,” ungkapnya.

Dukungan dari Penyuluh Lintas Agama dan Tokoh Setempat

Para penyuluh agama dari berbagai latar belakang juga turut berperan aktif dalam sesi diskusi terbuka. Mereka memberikan pemahaman tentang prinsip moderasi dalam ajaran masing-masing agama, serta berbagi pengalaman tentang praktik toleransi di kehidupan nyata.

Kepala Pasraman Widya Saraswati, Ibu Made Sri Yulianti, juga mengapresiasi kegiatan ini dan berharap dapat terus berlanjut. Menurutnya, pendekatan yang digunakan sangat cocok untuk masyarakat desa yang membutuhkan cara penyampaian yang mudah dicerna namun tetap substansial.

 “Kami merasa dihargai, didengarkan, dan diperkuat dalam keyakinan kami, tanpa ada rasa didominasi. Ini adalah bentuk toleransi sejati,” ujarnya.

Harapan untuk Keberlanjutan Program

Kegiatan ini diakhiri dengan sesi refleksi bersama, di mana peserta menyampaikan kesan mereka secara terbuka. Banyak yang menyatakan bahwa mereka mendapat pemahaman baru dan berharap kegiatan serupa bisa dilakukan secara rutin, bahkan diperluas ke wilayah lain di Kabupaten Malang.

Sebagai penutup, para peserta dan panitia menyanyikan lagu “Indonesia Raya” dan “Syukur” bersama-sama, sebagai simbol persatuan dan penghormatan terhadap nilai-nilai kebangsaan.

Dengan adanya kegiatan seperti ini, Kementerian Agama Kabupaten Malang melalui DWP dan para penyuluh agama terus menunjukkan komitmennya dalam mengarusutamakan moderasi beragama sebagai pilar penting untuk menjaga keharmonisan kehidupan bermasyarakat. Pendekatan humanis dan menyenangkan seperti “belajar sambil bermain” terbukti efektif dan layak untuk direplikasi di berbagai daerah lainnya.


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال