Sitirejo, 15 Juli 2025 – Mahasiswa Program Studi Kedokteran Universitas Brawijaya Malang menggelar kegiatan sosialisasi bertajuk Skrining dan Edukasi Mandiri Anti-Stigma Tuberkulosis (TBC) pada hari Selasa, 15 Juli 2025. Acara ini berlangsung di Balai Posyandu Dusun Reco, Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya deteksi dini dan menghilangkan stigma terhadap penderita TBC.
Kegiatan Berlangsung dengan Antusiasme Tinggi
Sosialisasi yang dimulai sejak pagi ini dihadiri puluhan warga setempat, termasuk kader kesehatan desa, tokoh masyarakat, dan perwakilan keluarga. Kegiatan ini juga didukung penuh oleh aparat pemerintahan desa dan tenaga kesehatan setempat. Terlihat hadir dalam acara tersebut Bapak Kepala Desa Sitirejo, Buwang Suharjah, Kepala Puskesmas Wagir dr. Siti Haryanti, Kepala Dusun Reco Bapak Suwarno, Perawat Desa Ibu Eva Fatmawati, serta para kader kesehatan dari Desa Sitirejo.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Buwang Suharjah menyampaikan apresiasinya terhadap mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya atas inisiatif mereka menyelenggarakan kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat.
"Kami menyambut baik kegiatan ini. Masih banyak warga kita yang belum memahami bahaya TBC maupun cara penanganannya. Kami harap kegiatan ini bisa membuka wawasan warga dan mengurangi stigma negatif terhadap penderita TBC," ujar beliau.
Menghapus Stigma, Meningkatkan Kesadaran
Salah satu tujuan utama dari kegiatan ini adalah menghapus stigma terhadap penderita TBC yang masih banyak ditemukan di lingkungan masyarakat, khususnya di daerah pedesaan. Mahasiswa menjelaskan bahwa stigma dan diskriminasi sosial sering kali menjadi hambatan besar bagi pasien untuk mengakses layanan kesehatan.
Dharfan Muhammad Ahsanul, salah satu mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan ini, menegaskan pentingnya membangun pemahaman bahwa TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan dan bukanlah kutukan atau aib keluarga.
"Dengan edukasi yang benar, kami ingin masyarakat tidak lagi menjauhi penderita TBC, melainkan mendukung mereka agar sembuh. Penularan TBC bisa dicegah dengan tindakan sederhana dan pengobatan yang tepat," terang Dharfan.
Skrining dan Edukasi Mandiri
Dalam kegiatan tersebut, mahasiswa juga mengadakan skrining gejala TBC secara gratis kepada warga yang hadir. Mereka menjelaskan gejala-gejala umum TBC seperti batuk lebih dari dua minggu, berkeringat malam hari, penurunan berat badan tanpa sebab, serta kelelahan yang berkepanjangan. Peserta yang dicurigai memiliki gejala TBC diarahkan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan di Puskesmas Wagir.
Jihan Qorilatul Ainy, mahasiswa lainnya, memaparkan metode edukasi mandiri yang dapat dilakukan oleh masyarakat. Salah satunya adalah dengan membaca informasi kesehatan dari sumber terpercaya serta berdiskusi aktif dengan tenaga kesehatan seperti bidan desa atau kader posyandu.
"Kami juga membagikan brosur dan leaflet berisi panduan mengenali gejala TBC dan langkah-langkah pencegahannya. Kami harap warga bisa menerapkan ini dalam kehidupan sehari-hari," jelas Jihan.
Kolaborasi Mahasiswa dan Tenaga Kesehatan Desa
Kegiatan ini menunjukkan kolaborasi yang baik antara mahasiswa, tenaga kesehatan desa, dan pemerintah desa. Ibu Eva Fatmawati selaku perawat desa mengungkapkan rasa terima kasihnya atas kehadiran mahasiswa dan berharap kegiatan seperti ini bisa rutin dilaksanakan.
"Kehadiran adik-adik mahasiswa sangat membantu kami dalam menyampaikan edukasi kepada warga. Kami harap bisa terus bersinergi demi meningkatkan kualitas kesehatan di desa Sitirejo," ujar ibu Eva.
Kepala Puskesmas Wagir, dr. Siti Haryanti, juga menyampaikan dukungannya terhadap kegiatan mahasiswa Universitas Brawijaya ini. Beliau menekankan pentingnya deteksi dini dan pengobatan tuntas untuk memutus rantai penularan TBC.
Harapan dan Langkah Lanjutan
Di akhir kegiatan, dilakukan sesi tanya jawab yang interaktif antara warga dan mahasiswa. Banyak warga yang antusias mengajukan pertanyaan seputar TBC, dari cara penularan hingga efek samping obat. Mahasiswa juga memberikan motivasi kepada warga untuk saling mendukung dan menjaga kesehatan lingkungan.
Kegiatan ini menjadi bagian dari program pengabdian masyarakat mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan direncanakan akan dilakukan secara berkelanjutan di desa-desa lainnya di wilayah Kecamatan Wagir.
Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan masyarakat semakin memahami pentingnya skrining TBC dan tidak lagi mengucilkan penderita. Sebaliknya, muncul budaya saling mendukung dan membangun kesadaran kolektif untuk melawan TBC bersama-sama.
Tags
Kesehatan