Wagir, Malang – Penutupan pelatihan batik cap yang berlangsung selama dua hari di Desa Sidorahayu, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, digelar dengan meriah dan penuh semangat kolaboratif, Senin (20/5/2025). Kegiatan ini merupakan bagian dari pelaksanaan program perencanaan dan pembangunan industri Kabupaten Malang, khususnya pada Sub Kegiatan Koordinasi, Sinkronisasi, dan Pelaksanaan Pemberdayaan Industri serta Peran Serta Masyarakat dalam Tahun Anggaran 2025 yang diselenggarakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang.
Pelatihan untuk Peningkatan Keterampilan dan Kemandirian
Selama dua hari berturut-turut, para peserta pelatihan yang terdiri dari perwakilan masyarakat desa, pelaku UMKM, dan generasi muda Desa Sidorahayu mengikuti berbagai materi dan praktik langsung tentang teknik membatik menggunakan cap. Batik cap, sebagai salah satu bentuk produksi batik yang lebih efisien namun tetap bernilai seni tinggi, menjadi pilihan tepat dalam mendorong usaha kreatif masyarakat pedesaan.
Kegiatan pelatihan ini dirancang untuk memberikan pemahaman menyeluruh mengenai proses produksi batik cap, mulai dari pengenalan alat, teknik pewarnaan, hingga pengemasan produk agar layak dipasarkan. Instruktur profesional didatangkan untuk memberikan pembekalan secara intensif.
Dihadiri Sejumlah Tokoh Penting Daerah
Dalam acara penutupan, hadir sejumlah tokoh penting yang menunjukkan dukungan penuh terhadap pengembangan industri kreatif lokal. Di antaranya adalah Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang, Bapak Drs. M. Nur Fuad Fauzi, M.I., yang dalam sambutannya menyampaikan apresiasi atas antusiasme peserta dan komitmen desa dalam memajukan sektor industri kecil dan menengah (IKM).
"Pelatihan ini bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga momentum strategis dalam membangun kemandirian masyarakat desa melalui sektor industri kreatif. Batik adalah warisan budaya, dan sudah saatnya desa-desa di Malang memiliki produk khas yang bisa dibanggakan," ujarnya.
Turut hadir pula Bibi Kabid Non Agro, Ibu Indra, yang menegaskan pentingnya keberlanjutan program seperti ini agar tidak berhenti pada pelatihan semata, tetapi dilanjutkan dengan pendampingan dan fasilitasi pemasaran produk. Kasi IADP, Ibu Yuni, menambahkan bahwa kegiatan ini adalah bagian dari pendekatan pembangunan berbasis potensi lokal yang selama ini menjadi prioritas Pemerintah Kabupaten Malang.
Pengawas Industri, Bapak Pri, juga memberikan pemaparan singkat mengenai standar produksi dan keamanan bahan dalam pembuatan batik cap. Beliau menekankan pentingnya menjaga mutu produk agar mampu bersaing di pasar lokal maupun nasional.
Acara juga dihadiri oleh Staf Kabupaten, Ibu Nabila, serta Bapak Carik Desa Sidorahayu, Bapak Mayon, yang menyampaikan rasa syukur dan harapan agar pelatihan ini menjadi awal dari terbentuknya sentra batik cap di desa mereka.
Harapan Menjadi Sentra Batik Cap Desa
Dengan pelatihan ini, diharapkan Desa Sidorahayu dapat menjadi salah satu pionir dalam pengembangan batik cap di wilayah Kabupaten Malang. Pemerintah desa berkomitmen untuk melanjutkan program ini melalui pembentukan kelompok usaha bersama (KUB) dan menyediakan fasilitas sederhana sebagai tempat produksi awal.
Beberapa peserta yang ditemui seusai penutupan menyatakan bahwa pelatihan ini membuka wawasan dan semangat baru untuk berwirausaha. "Saya baru pertama kali belajar membatik, ternyata tidak sesulit yang saya bayangkan, dan hasilnya bisa jadi sumber penghasilan tambahan," ujar ibu Nur yang ikut dalam pelatihan.
Langkah Strategis Menuju Industri Berbasis Desa
Kegiatan ini merupakan wujud nyata dari pendekatan pembangunan yang inklusif dan berorientasi pada penguatan kapasitas masyarakat. Dengan menggandeng berbagai pihak—baik dari unsur pemerintahan, pengawas industri, hingga masyarakat desa—Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Malang menunjukkan komitmennya dalam menciptakan ekosistem industri berbasis desa.
"Ke depan, kami akan terus melakukan pemetaan potensi desa lainnya dan melaksanakan pelatihan serupa. Harapannya, Kabupaten Malang tidak hanya dikenal sebagai daerah pertanian dan wisata, tetapi juga sebagai kawasan industri kreatif yang berbasis budaya lokal," pungkas Bapak Fuad sebelum menutup acara secara resmi.
Dengan semangat kolaborasi dan dukungan lintas sektor, pelatihan batik cap di Desa Sidorahayu menjadi contoh nyata bahwa pemberdayaan masyarakat bukan sekadar wacana, melainkan aksi nyata menuju pembangunan ekonomi yang berkeadilan dan berkelanjutan.