Malang, 27 Juli 2025 – Pada hari Minggu, 27 Juli 2025, Gedung Serbaguna Paroki Santo Yohanes Pemandi Janti, Malang, dipenuhi dengan keceriaan dan semangat dalam rangka perayaan Hari Kakek Nenek dan Lansia se-Dunia. Acara yang penuh kasih sayang ini dihadiri oleh sejumlah lansia, kakek, dan nenek dari berbagai lingkungan paroki, serta para imam dan frater yang turut menyemarakkan suasana. Tak hanya itu, acara ini juga menjadi momen yang sangat berarti bagi mereka, yang telah menjalani perjalanan hidup panjang penuh pengabdian dan kasih kepada keluarga dan masyarakat.
Rangkaian Acara yang Menyentuh Hati
Acara perayaan dimulai dengan sambutan yang hangat dari Romo Paroki, Romo Krismianto. Dalam sambutannya, Romo Krismianto menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih yang mendalam kepada para lansia yang hadir dalam acara ini. Beliau juga menekankan pentingnya peran orang tua, kakek, dan nenek dalam kehidupan umat paroki. "Mereka adalah teladan bagi kita semua, dengan kebijaksanaan dan pengalaman hidup yang dimiliki, para lansia telah memberi kontribusi yang luar biasa dalam membangun masyarakat yang lebih baik," ujar Romo Krismianto dengan penuh ketulusan.
Tak kalah menarik, Romo Winnur, yang juga hadir dalam acara tersebut, menambahkan bahwa perayaan ini menjadi bentuk penghargaan terhadap para lansia yang sudah berjasa dalam perjalanan kehidupan umat, serta simbol bahwa mereka tetap memiliki tempat yang sangat istimewa dalam komunitas gereja. "Hari ini adalah hari untuk merayakan keberadaan mereka, memberi pengakuan atas segala jerih payah mereka selama ini, dan tentu saja untuk mengingatkan kita semua akan pentingnya merawat dan mencintai orang tua," ungkap Romo Winnur dengan nada penuh rasa syukur.
Partisipasi Lansia dalam Perayaan
Acara tersebut semakin hidup dengan berbagai kegiatan yang melibatkan lansia sebagai bagian integral dari perayaan. Salah satu momen yang menyentuh adalah ketika Kakek Kus, seorang lansia dari Lingkungan Santa Anna, diberikan kesempatan untuk berbagi pengalamannya. Dalam ucapannya, Kakek Kus mengungkapkan kebahagiaannya bisa berkumpul bersama sesama lansia. "Bersama teman-teman lansia lainnya, saya merasa seperti kembali muda. Momen ini membuat kami merasa dihargai dan disayangi oleh generasi yang lebih muda," ujar Kakek Kus dengan senyum yang penuh kebahagiaan.
Sebagai bentuk penghargaan, perayaan ini juga diwarnai dengan ramah tamah yang penuh kehangatan. Para lansia, bersama keluarga dan umat lainnya, menikmati hidangan sederhana yang disiapkan oleh panitia. Momen ramah tamah ini menjadi kesempatan untuk berbagi cerita dan pengalaman, serta menjalin tali persaudaraan yang lebih erat antara sesama umat. Para lansia, yang telah banyak menjalani kehidupan dengan penuh perjuangan, mendapatkan ruang untuk berbicara dan didengarkan, sebuah pengakuan yang mereka sangat hargai.
Peran Frater Santo dalam Musik dan Hiburan
Tak kalah penting dalam acara ini adalah peran Frater Santo yang menggiring musik dan hiburan selama perayaan. Kehadiran mereka dalam mengiringi acara dengan musik yang menggugah hati semakin menambah semarak suasana. Frater dan tim musik dengan penuh semangat memainkan berbagai alat musik, menciptakan atmosfer yang hidup dan menyenangkan. Musik yang dimainkan mencerminkan kegembiraan dan kedamaian yang ingin disampaikan melalui perayaan ini.
Bukan hanya hiburan, tetapi juga sebagai bentuk pengucapan terima kasih kepada para lansia yang telah menjadi bagian dari gereja selama ini. Para lansia tampak sangat menikmati alunan musik tersebut, bahkan beberapa dari mereka ikut bernyanyi dan bergembira bersama.
Pentingnya Merayakan Hari Lansia
Hari Kakek Nenek dan Lansia se-Dunia yang diperingati setiap tahunnya memiliki makna yang sangat dalam. Acara ini tidak hanya sekadar perayaan, tetapi juga pengingat bagi generasi muda akan pentingnya peran orang tua, kakek, dan nenek dalam kehidupan mereka. Lansia adalah sumber kebijaksanaan, pengalaman, dan nilai-nilai hidup yang sangat berharga. Oleh karena itu, merayakan hari mereka adalah cara untuk memberikan penghargaan yang layak atas segala perjuangan dan pengorbanan mereka.
Acara ini juga menjadi pengingat akan pentingnya kasih sayang dan perhatian terhadap lansia, yang seringkali menjadi kelompok yang rentan dalam masyarakat. Dengan merayakan hari lansia, diharapkan seluruh masyarakat dapat lebih peka dan peduli terhadap kondisi para lansia di sekitar mereka, memberikan mereka kenyamanan, kebahagiaan, dan rasa dihargai.
Kesimpulan: Sebuah Hari Penuh Kasih dan Kehangatan
Perayaan Hari Kakek Nenek dan Lansia se-Dunia di Gedung Serbaguna Paroki Santo Yohanes Pemandi Janti, Malang, menjadi momen yang penuh kebahagiaan dan kehangatan. Acara yang dihadiri oleh Romo Krismianto, Romo Winnur, para lansia, serta umat lainnya, memberikan penghargaan yang mendalam kepada para lansia yang telah memberi banyak arti dalam hidup kita. Melalui sambutan yang penuh makna, ramah tamah yang menggembirakan, serta hiburan yang meriah, acara ini menjadi bukti nyata bahwa lansia adalah bagian penting yang tidak boleh dilupakan dalam perjalanan kehidupan umat.
Dengan kegiatan ini, diharapkan kita semua semakin menyadari pentingnya peran orang tua dan lansia, serta memberikan perhatian yang lebih besar kepada mereka, sebagai bentuk rasa syukur dan penghargaan atas segala kontribusi yang telah diberikan. Hari Kakek Nenek dan Lansia se-Dunia bukan hanya tentang mengenang masa lalu, tetapi juga merayakan kehidupan mereka yang terus memberikan dampak positif bagi generasi penerus.