Tradisi Megengan di Sitirejo: Sambut Ramadhan dengan Penuh Khidmat

Sitirejo, 28 Februari 2025 — Menyambut datangnya bulan suci Ramadhan, masyarakat Desa Sitirejo menggelar tradisi megengan atau punggahan, sebuah ritual adat yang telah diwariskan turun-temurun sebagai bentuk syukur dan persiapan batin menjelang ibadah puasa.

1. Makna Megengan: Merajut Silaturahmi dan Doa Bersama

Megengan berasal dari kata "megeng", yang dalam bahasa Jawa berarti menahan — sebuah simbolisasi awal dari semangat umat Islam dalam menahan hawa nafsu selama Ramadhan. Tradisi ini biasanya diisi dengan doa bersama di masjid atau rumah-rumah warga, memohon kelancaran menjalankan ibadah puasa.

2. Kue Apem: Simbol Maaf dan Keikhlasan

Dalam perayaan ini, kue apem menjadi sajian utama. Masyarakat percaya bahwa apem melambangkan permohonan ampun kepada Allah SWT, sejalan dengan filosofi kata "afwan" dalam bahasa Arab yang berarti maaf. Warga Sitirejo membagikan apem kepada tetangga dan kerabat, mempererat tali silaturahmi.

3. Kenduri dan Doa Bersama: Kebersamaan yang Kental

Di beberapa titik, seperti di Masjid Al-Hikmah dan balai desa, warga berkumpul untuk kenduri — makan bersama setelah berdoa. Nasi tumpeng, lauk pauk sederhana, serta berbagai jajanan pasar tersaji sebagai ungkapan syukur dan harapan akan bulan penuh berkah yang akan datang.

4. Pesan Kearifan Lokal: Tradisi yang Terus Dilestarikan

Kepala Desa Sitirejo, Bapak Buwang Suharjah, menyatakan bahwa megengan bukan sekadar tradisi, melainkan cara menjaga harmoni sosial. “Ini adalah warisan leluhur yang kami lestarikan, agar generasi muda tetap memahami pentingnya persiapan spiritual dan memperkuat hubungan antarsesama menjelang Ramadhan,” ujarnya.

5. Antusiasme Warga: Dari Anak-anak hingga Lansia

Semarak megengan di Sitirejo terasa istimewa. Anak-anak terlihat antusias membantu orang tua menyiapkan hidangan, sementara para lansia tak henti-hentinya membagikan nasihat religius. Nuansa kebersamaan dan kehangatan menjadi ciri khas tradisi ini, menjadikan bulan Ramadhan semakin bermakna bagi seluruh lapisan masyarakat.

Dengan megengan, warga Sitirejo membuktikan bahwa tradisi dan spiritualitas bisa berjalan beriringan, memperkuat nilai-nilai agama dan sosial.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال