" Pemerintah Desa Sitirejo Turut Berduka Atas Wafatnya Bapa Paus Fransiskus "


Wagir, 22 April 2025 – Pemerintah Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya pemimpin tertinggi umat Katolik sedunia, Bapa Paus Fransiskus. Kabar duka ini mengguncang dunia, termasuk masyarakat di pelosok negeri seperti Sitirejo yang turut merasakan kehilangan besar atas wafatnya tokoh agama dunia yang penuh kasih dan keteladanan tersebut.

 Ucapan Duka dari Kepala Desa Sitirejo

Kepala Desa Sitirejo, Bapak Buwang Suharja, dalam pernyataan resminya menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya Bapa Paus Fransiskus. Beliau menyatakan bahwa sosok Paus Fransiskus bukan hanya pemimpin umat Katolik, tetapi juga tokoh perdamaian dunia yang dikenal luas atas sikapnya yang penuh welas asih, sederhana, dan merangkul semua golongan.

“Kami atas nama pemerintah desa Sitirejo dan segenap masyarakat turut berbelasungkawa yang sedalam-dalamnya atas wafatnya Bapa Paus Fransiskus. Dunia kehilangan seorang pemimpin spiritual yang luar biasa, yang selama hidupnya selalu menyerukan cinta kasih, perdamaian, dan penghormatan terhadap sesama,” ujar bapak Buwang Suharja di Kantor Desa Sitirejo.


 Sosok Paus Fransiskus di Mata Dunia

Paus Fransiskus lahir pada 17 Desember 1936 di Buenos Aires, Argentina, dengan nama asli Jorge Mario Bergoglio. Ia diangkat menjadi Paus ke-266 Gereja Katolik pada 13 Maret 2013, menggantikan Paus Benediktus XVI yang mengundurkan diri. Paus Fransiskus dikenal sebagai Paus pertama yang berasal dari Amerika Latin dan juga pertama dari ordo Yesuit.

Selama masa kepemimpinannya, Paus Fransiskus banyak dikenal sebagai tokoh reformis yang berani menyuarakan perubahan dalam Gereja Katolik, termasuk keterbukaan terhadap isu-isu sosial seperti kemiskinan, perubahan iklim, toleransi antarumat beragama, hingga hak-hak minoritas. Kepeduliannya terhadap kaum marginal dan komitmennya untuk menjadikan Gereja lebih inklusif telah menginspirasi banyak orang, bahkan di luar kalangan Katolik.

 Refleksi Nilai-Nilai Kemanusiaan

Pemerintah Desa Sitirejo memandang wafatnya Paus Fransiskus sebagai momentum untuk merefleksikan kembali nilai-nilai universal yang selama ini beliau ajarkan. Menurut Bapak Buwang Suharja, keteladanan Paus Fransiskus menjadi inspirasi untuk terus menumbuhkan sikap toleransi dan saling menghormati di tengah masyarakat yang majemuk.

 “Kami percaya, ajaran-ajaran beliau tidak hanya hidup di dalam umat Katolik, tetapi juga memberi pengaruh positif bagi masyarakat umum, termasuk kami di Sitirejo. Keteladanan beliau menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya hidup sederhana, berempati, dan saling menghargai,” imbuh bapak  Buwang Suharja.

Doa bersama lintas agama ,acara simbol persatuan dan solidaritas terhadap umat Katolik yang tengah berduka, sekaligus penghormatan kepada warisan nilai-nilai luhur yang ditinggalkan oleh Paus Fransiskus.

“Kami ingin menunjukkan bahwa meskipun berbeda keyakinan, kita bisa bersatu dalam cinta kasih dan kemanusiaan. Paus Fransiskus telah menunjukkan jalan itu, dan kami ingin menghormati warisan beliau,” kata iBu Sundari , salah satu warga Sitirejo.

 Warisan Paus Fransiskus: Tetap Hidup di Hati Dunia

Wafat pada 21 April 2025 dalam usia 88 tahun, Paus Fransiskus meninggalkan warisan besar bagi dunia. Ucapan duka dan penghormatan datang dari berbagai pemimpin dunia, tokoh agama, serta masyarakat global yang mengenangnya sebagai pemimpin yang rendah hati, penuh kasih, dan berdedikasi tinggi terhadap perdamaian serta keadilan sosial.

Di tengah dunia yang penuh konflik dan perpecahan, pesan-pesan Paus Fransiskus tentang cinta kasih dan persaudaraan tetap relevan. Di Sitirejo, pesan-pesan itu hidup dalam semangat kebersamaan warga, dalam gotong-royong, dalam penghormatan terhadap keberagaman yang selama ini dijunjung tinggi .

Penutup

Pemerintah Desa Sitirejo berharap wafatnya Paus Fransiskus menjadi pengingat bagi semua pihak untuk terus menumbuhkan semangat perdamaian, toleransi, dan kasih sayang antar sesama. Dunia boleh kehilangan sosoknya secara fisik, namun teladan dan nilai-nilainya akan tetap hidup dan memberi terang bagi umat manusia.

“Selamat jalan, Bapa Paus Fransiskus. Terima kasih atas cinta kasihmu untuk dunia. Damailah di surga,” tutup bapak Buwang Suharja dengan penuh haru.

Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال