" Ngaji Bareng Dari Nol: Semangat Dewasa Belajar Al-Qur'an dari Dasar di Desa Gondowangi "



Desa Gondowangi – Di tengah hiruk-pikuk kehidupan dan kesibukan sehari-hari, sekelompok warga dewasa di Desa Gondowangi RT.12 RW.02 menunjukkan semangat luar biasa dalam menuntut ilmu agama. Melalui komunitas Ngaji Bareng Dari Nol , mereka berkumpul dua kali seminggu di Musholla Atthoriqul Huda untuk belajar membaca Al-Qur’an dari dasar. Kegiatan ini rutin digelar setiap hari Selasa dan Jumat malam, tepat setelah sholat Isya', dengan bimbingan pengasuh yang akrab disapa Cak Udin.

Menjawab Kerinduan Akan Ilmu Agama

Komunitas Ngaji Bareng Dari Nol terbentuk dari keresahan sekaligus kerinduan beberapa warga yang merasa belum cukup memahami atau bahkan belum bisa membaca Al-Qur’an sama sekali. Terutama bagi mereka yang tidak sempat mendapatkan pendidikan agama secara memadai saat kecil, kesempatan ini menjadi momen yang sangat berarti.

“Dulu waktu kecil saya sibuk bantu orang tua di sawah, sekolah saja kadang bolong-bolong, apalagi ngaji,” ujar Pak Sumadi tambal ban, salah satu peserta aktif. “Sekarang alhamdulillah, saya dapat kesempatan belajar lagi, walaupun usia sudah tidak muda.”
Belajar dari Nol, Tanpa Malu

Sesuai dengan nama komunitasnya, kegiatan ini memang ditujukan untuk belajar dari nol.Tak ada rasa malu, tak ada penilaian. Semua peserta belajar dari dasar – mulai dari mengenal huruf hijaiyah, cara membaca, hingga tajwid sederhana. Metode pengajarannya pun disesuaikan dengan kebutuhan orang dewasa, menggunakan pendekatan yang sabar, perlahan, dan diselingi humor agar suasana tetap cair.

Cak Udin, sang pengasuh, menyampaikan bahwa tujuan utama kegiatan ini bukan sekadar bisa membaca Al-Qur’an, tetapi juga menumbuhkan kecintaan terhadap kitab suci serta menjadikan ngaji sebagai kebiasaan yang menyenangkan.

“Kita di sini sama-sama belajar, bukan saling menggurui. Yang penting ada niat, istiqomah, dan saling menyemangati,” kata Cak Udin. “InsyaAllah Allah kasih kemudahan.”

Kebersamaan yang Menguatkan

Peserta komunitas ini berasal dari latar belakang yang beragam. Ada Pak Sumadi si tukang tambal ban, pak Sumarno, pak Hari, pak Satriyo,pak  Supri Krewul, pak Hadi, pak Kuntoko, pak Aris, hingga pak Sule. Meski usia mereka sudah tidak muda, semangat belajar mereka justru menjadi inspirasi bagi warga lain.

“Dulu saya minder, takut diketawain kalau ngaji. Tapi lihat teman-teman yang lain juga semangat, saya jadi ikut semangat,” ujar pak Supri Krewul sambil tersenyum.

Kebersamaan dan saling mendukung antar peserta menjadi salah satu kunci keberhasilan kegiatan ini. Usai ngaji, tak jarang mereka melanjutkan dengan obrolan santai, minum teh hangat bersama, bahkan kadang diselingi tadarus berjamaah bagi yang sudah lebih lancar.

Musholla Sebagai Pusat Perubahan

Musholla Atthoriqul Huda yang terletak di jantung RT.12 RW.02 kini tak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat perubahan spiritual dan sosial. Keberadaan kegiatan
Ngaji Bareng Dari Nol memberi warna baru bagi kehidupan warga setempat. Musholla yang dahulu sepi usai Isya’, kini ramai oleh tawa dan semangat belajar.

“Anak-anak muda juga mulai tertarik datang, melihat bapak-bapaknya ngaji. Harapannya nanti bisa dibuat juga kelas untuk remaja dan ibu-ibu,” ujar Pak Aris, salah satu peserta yang juga pengurus musholla.

Harapan dan Rencana ke Depan

Melihat antusiasme yang semakin tinggi, Cak Udin bersama para peserta merencanakan untuk membuat jenjang belajar. Setelah tahap dasar selesai, mereka akan lanjut ke kelas lanjutan untuk memperdalam tajwid dan hafalan surat-surat pendek. Tak hanya itu, mereka juga berharap kegiatan ini bisa diduplikasi di RT lain atau bahkan menjadi inspirasi di desa-desa sekitar.

“Kita ingin membuktikan bahwa tidak ada kata terlambat untuk belajar, terutama dalam hal agama. Kalau niatnya karena Allah, insyaAllah semua dipermudah,” tutup Cak Udin.

Kegiatan Ngaji Bareng Dari Nol menjadi bukti nyata bahwa semangat belajar bisa tumbuh kapan saja, di usia berapa pun. Di Desa Gondowangi, Musholla Atthoriqul Huda kini tidak hanya mengajarkan huruf demi huruf, tapi juga menyemai semangat baru untuk kembali mendekat pada Al-Qur’an dan memperkuat nilai kebersamaan dalam bingkai keimanan.
Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال