Poncokusumo - Senin, 2 Juni 2025 -
Lebih dari sekedar tindakan kebaikan.
Anggota Komunitas Sego Bungkus Pandansari yang juga merupakan siswa-siswi dari MA NU AL HIDAYAH Pandansari mengadakan kegiatan berbagi sebanyak 200 nasi kotak di wilayah Desa Pandansari, Kecamatan Poncokusumo. Kegiatan ini bukan hanya bagian dari rutinitas sosial, tetapi juga menjadi momentum penting dalam proses regenerasi anggota komunitas.
Berbagi bukan hanya sekadar aktivitas sosial atau bentuk kepedulian sesaat, melainkan juga sebuah jalan untuk menemukan kebahagiaan dan makna dalam hidup. Dalam banyak kasus, tindakan berbagi tidak hanya memberikan manfaat bagi penerima, tetapi juga menciptakan efek positif yang mendalam bagi pemberi. Hal ini pula yang menjadi filosofi dasar dari kegiatan sosial yang dilakukan oleh Komunitas Sego Bungkus (KSB) Poncokusumo, sebuah komunitas yang bergerak aktif dalam kegiatan sedekah dan kepedulian sosial di tengah masyarakat.
Makna Berbagi Menurut Koordinator Komunitas
Bapak Didik Aprianto, S.Pd, selaku Koordinator Komunitas Sego Bungkus Poncokusumo menjelaskan bahwa sedekah atau kegiatan berbagi bukan hanya tentang memberikan bantuan materi, tetapi juga tentang membangun kedekatan emosional dan kepedulian terhadap sesama. Dalam wawancaranya saat mendampingi para murid dari MA NU AL HIDAYAH Pandansari yang tergabung dalam komunitas KSB pada Senin, 2 Juni 2025, ia menyampaikan bahwa kebahagiaan sejati justru dirasakan oleh mereka yang memberi.
“Melihat senyuman dan kebahagiaan dari penerima manfaat membuat kami merasa sangat bahagia, bahkan meskipun nilai sedekah yang diberikan tidak besar,” ungkap Pak Didik.
Ia menegaskan bahwa sedekah dapat meningkatkan rasa empati, memperkuat hubungan sosial antarindividu, serta memberi dampak positif terhadap kesehatan mental dan emosional. Menurutnya, ketika seseorang terbiasa berbagi, maka ia akan lebih mampu memaknai hidup secara lebih dalam dan tidak mudah terjebak dalam tekanan atau kesulitan pribadi.
Sedekah sebagai Penyeimbang Emosi
Pak Didik juga membagikan pandangannya tentang pentingnya berbagi meskipun sedang berada dalam kondisi sulit. Baginya, justru saat sedang mengalami keterpurukan, berbagi bisa menjadi sarana untuk menstabilkan emosi dan memperkuat daya tahan mental.
“Ketika kita terus berbagi, kita menjadi lebih bersyukur dan merasa bahwa ujian yang kita hadapi tidak sebesar yang dialami orang lain,” katanya.
Dengan berbagi, seseorang akan terdorong untuk melihat hidup dari perspektif yang lebih luas, tidak hanya fokus pada masalah pribadi, tetapi juga pada kebutuhan dan penderitaan orang lain. Hal ini menciptakan perasaan syukur yang lebih besar dan meningkatkan kualitas hidup secara keseluruhan.
Konsistensi dan Kebiasaan Berbagi
Lebih lanjut, Pak Didik menekankan pentingnya konsistensi dalam berbagi. Menurutnya, sedekah tidak harus dalam jumlah besar, tetapi harus menjadi bagian dari kebiasaan sehari-hari. Ia menyebut bahwa berbagi secara rutin akan membentuk karakter yang peduli dan tidak individualis.
“Berbagi secara rutin membuatnya menjadi kebiasaan, sehingga kita tidak lagi terfokus pada kondisi pribadi tetapi pada kebaikan yang bisa kita berikan,” jelasnya.
Dalam jangka panjang, kebiasaan ini akan membawa dampak positif, baik secara pribadi maupun dalam kehidupan sosial. Individu yang terbiasa berbagi akan memiliki empati yang tinggi dan mampu menjaga keharmonisan hubungan dalam komunitas.
Kegiatan KSB Pandansari: Regenerasi dan Kepedulian.
Devi, salah satu anggota aktif KSB Pandansari, menjelaskan bahwa regenerasi ini penting agar keberlanjutan dan semangat kepedulian terhadap sesama dapat terus terjaga, meskipun para anggota sebelumnya telah lulus dari sekolah.
“Kegiatan ini juga sebagai regenerasi dari anggota KSB dari MA NU AL HIDAYAH Pandansari yang sudah lulus. Walaupun mereka tetap akan mengikuti giat Jumat Berkah dan kegiatan berbagi ke depan, regenerasi ini penting agar kebermanfaatan serta rasa empati terhadap sesama tetap terjaga,” kata Devi.
Menanamkan Nilai-Nilai Kebaikan Sejak Dini
Melalui kegiatan seperti ini, para pelajar tidak hanya belajar tentang pentingnya berbagi, tetapi juga mendapatkan pengalaman nyata dalam berinteraksi dengan masyarakat, memahami kondisi sosial di sekitarnya, serta membentuk karakter yang peduli dan tangguh. Ini merupakan investasi moral yang sangat penting bagi pembentukan generasi yang lebih baik di masa depan.
Pak Didik menambahkan bahwa pelibatan siswa dalam kegiatan berbagi adalah bagian dari pendidikan karakter yang efektif.
“Anak-anak tidak hanya belajar teori di kelas, tetapi langsung mempraktikkan nilai-nilai kebaikan dalam kehidupan nyata. Ini sangat penting untuk membentuk generasi yang tidak hanya cerdas, tetapi juga berempati dan bertanggung jawab sosial,” tuturnya.
Penutup: Berbagi Sebagai Gaya Hidup
Melalui kegiatan Komunitas Sego Bungkus Poncokusumo dan inisiatif dari para pelajar MA NU AL HIDAYAH Pandansari, berbagi telah terbukti menjadi sumber kebahagiaan dan makna hidup, baik bagi penerima maupun pemberi. Kebiasaan ini layak untuk terus dikembangkan dan diteladani sebagai gaya hidup masyarakat yang berdaya, peduli, dan penuh kasih.
Seperti yang disampaikan oleh Pak Didik, berbagi tidak harus besar, tetapi harus terus dilakukan dengan ketulusan. Karena dalam setiap sedekah yang diberikan, terselip harapan, cinta, dan kekuatan untuk menjadikan dunia ini tempat yang lebih baik.