Peningkatan Kapasitas Kader Pendamping Ibu Hamil Risti di Kabupaten Malang


Peningkatan Kapasitas Kader Pendamping Ibu Hamil Risti di Kabupaten Malang

Program Terpadu untuk Menekan Risiko Kematian Ibu dan Bayi

Dinas Kesehatan Kabupaten Malang terus berupaya menekan risiko kematian ibu dan bayi melalui program pendampingan ibu hamil risiko tinggi. Salah satu langkah nyata dari program ini adalah kegiatan peningkatan kapasitas kader kesehatan yang digelar pada Jumat, 13 Juni 2025 di Gedung BKAD Kabupaten Malang. Kegiatan ini dimulai pukul 09.00 WIB dan diikuti oleh kader kesehatan dari tiga kecamatan yaitu Wagir, Lawang, dan Jabung.

Kelima desa lokus pendampingan yang berada di wilayah Puskesmas Wagir meliputi Desa Jedong, Sitirejo, Mendalanwangi, Sidorahayu, dan Sumbersuko. Masing-masing desa mengirimkan empat kader kesehatan sebagai perwakilan. Dari Desa Sitirejo hadir empat orang kader, yakni Bu Luluk, Bu Satiah, Bu Santi, dan Bu Ngatipah.

Para kader yang hadir bukanlah peserta pelatihan biasa, melainkan perwakilan dari desa yang akan menjalankan langsung peran pendamping ibu hamil di wilayah masing-masing. Mereka akan berinteraksi langsung dengan ibu hamil risiko tinggi dan memberikan pendampingan selama masa kehamilan, persalinan, hingga nifas.

Bu Rita Handayani: Pendampingan Harus Praktis dan Menyeluruh

Ketua Tim Pemberdayaan Kabupaten Malang, Bu Rita Handayani, hadir sebagai narasumber utama dalam kegiatan ini. Dalam paparannya, Bu Rita menekankan pentingnya pemberdayaan kader sebagai pendamping ibu hamil. Menurutnya, pendampingan tidak cukup hanya sebatas memberikan edukasi lisan, namun juga harus dilakukan dengan pendekatan praktis dan menyeluruh.

Bu Rita menjelaskan bahwa para kader akan mendampingi ibu hamil risiko tinggi sejak awal kehamilan, membantu mengarahkan ke layanan kesehatan yang tepat, serta mendukung proses persalinan dan masa nifas. Ia juga menyampaikan bahwa peran kader sangat penting untuk menciptakan lingkungan yang peduli terhadap kesehatan ibu dan bayi.

Salah satu momen yang menarik dari sesi Bu Rita adalah praktik langsung pijat oksitosin. Pijat ini dikenal sebagai metode yang mampu membantu merangsang keluarnya ASI pada ibu menyusui. Bu Rita tidak hanya menjelaskan secara teori, tetapi juga mempraktikkannya langsung di hadapan para kader. Kegiatan ini menjadi pembelajaran langsung yang mudah dipahami dan dapat diterapkan di lapangan.

Bu Retno dari Promkes: Dukungan Teknis dan Peran Strategis Kader

Sesi kedua diisi oleh Bu Retno, Ketua Promosi Kesehatan (Promkes) Kabupaten Malang, yang melanjutkan pemaparan dari Bu Rita dengan menekankan pada aspek teknis pelaksanaan kegiatan. Ia menjelaskan bahwa program pendampingan ini bertujuan agar ibu hamil, bersalin, dan masa nifas dapat selamat serta mengakses fasilitas layanan kesehatan secara optimal.

Bu Retno menyampaikan bahwa salah satu strategi utama dari program ini adalah penguatan kapasitas kader. Para kader diposisikan sebagai ujung tombak yang paling dekat dengan masyarakat, sehingga peran mereka sangat menentukan keberhasilan program. Oleh karena itu, kegiatan pelatihan ini dirancang dengan materi yang mudah dipahami dan aplikatif.

Ia menambahkan bahwa untuk memperkuat pemahaman para kader, disiapkan juga media edukasi sederhana yang dapat digunakan untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada ibu hamil maupun keluarga mereka. Bu Retno berharap para kader mampu menjalin komunikasi yang baik dengan masyarakat, agar pesan kesehatan tidak hanya sampai tapi juga diterapkan.

Rangkaian Program yang Terintegrasi hingga Akhir Tahun

Kegiatan peningkatan kapasitas kader ini merupakan bagian awal dari rangkaian kegiatan pendampingan ibu hamil risiko tinggi tahun 2025. Setelah pelatihan ini, proses pendampingan oleh kader akan berlangsung mulai Juni hingga November 2025. Evaluasi program akan dilakukan pada awal Desember, dan selama bulan Juni ini juga akan dibagikan media edukasi penunjang kegiatan pendampingan.

Kader-kader yang hadir dalam kegiatan ini menunjukkan antusiasme dan semangat yang tinggi. Mereka tidak hanya mencermati materi yang disampaikan, tetapi juga aktif dalam sesi tanya jawab dan praktik. Banyak kader yang menyampaikan bahwa pelatihan seperti ini sangat bermanfaat karena memberikan bekal nyata untuk diterapkan di desa masing-masing.

Harapan Akan Kolaborasi yang Lebih Luas

Melalui kegiatan ini, diharapkan tercipta sinergi antara kader kesehatan, petugas puskesmas, serta pemerintah desa untuk bersama-sama menekan risiko kematian ibu dan bayi. Baik Bu Rita maupun Bu Retno menyampaikan bahwa pendampingan yang dilakukan secara terus-menerus dan konsisten dapat memberikan dampak positif yang besar.

Mereka juga berharap agar pelatihan seperti ini dapat diperluas ke lebih banyak wilayah dan dilakukan secara berkesinambungan. Peran kader di masyarakat sangat penting sebagai garda terdepan yang bisa menjangkau dan mendampingi langsung ibu hamil dengan pendekatan yang lebih personal dan empatik.

Dengan bekal yang telah diberikan melalui pelatihan ini, para kader diyakini mampu menjalankan tugasnya dengan lebih percaya diri dan penuh tanggung jawab. Harapan besar pun tumbuh agar angka kematian ibu dan bayi di Kabupaten Malang terus menurun dan kesehatan keluarga dapat semakin ditingkatkan.


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال