Wagir, 12 Juni 2025 – Anggota Tim Penggerak Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (TP-PKK) Desa Sitirejo menunjukkan komitmennya dalam menjaga kesehatan masyarakat dengan menghadiri acara "Sosialisasi dalam Rangka Menggerakkan Keluarga Perilaku Hidup Bersih dan Sehat untuk Mencegah Demam Berdarah." Acara penting ini diselenggarakan di Pendopo Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, dan menjadi wadah bagi para ibu dari 12 desa di wilayah Kecamatan Wagir untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang upaya preventif terhadap penyakit demam berdarah dengue (DBD) yang masih menjadi ancaman serius.
Kegiatan sosialisasi ini dihadiri oleh perwakilan PKK dari berbagai desa, menandakan antusiasme dan kesadaran akan pentingnya peran keluarga dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan bebas dari DBD. Dari Desa Sitirejo, turut hadir ada 4 anggota yang mewakili semangat gotong royong dan kepedulian terhadap kesehatan masyarakat, hadir juga Ibu Slamet Jazuli dan Ibu Sugiati, selaku Sekretaris Desa (Sekdes) Sitirejo. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh pemerintah desa terhadap inisiatif kesehatan ini dan menegaskan kembali komitmen untuk mengimplementasikan hasil sosialisasi di tingkat desa.
Peran Penting Narasumber dan Pejabat Kecamatan dalam Menggerakkan Perubahan
Acara sosialisasi ini terasa semakin berbobot dengan kehadiran narasumber yang kompeten di bidangnya. Ibu Narmi, yang merupakan anggota Kelompok Kerja (Pokja) 4 TP-PKK Kecamatan Wagir, didapuk sebagai narasumber utama. Dengan kepakarannya di bidang kesehatan keluarga, Ibu Narmi menyampaikan materi sosialisasi dengan jelas dan mudah dipahami, menekankan pentingnya penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) sebagai garda terdepan pencegahan DBD. Materi yang disampaikan meliputi berbagai aspek, mulai dari identifikasi nyamuk Aedes aegypti, siklus hidup nyamuk, gejala DBD, hingga langkah-langkah konkret dalam memberantas sarang nyamuk, seperti program 3M Plus (Menguras, Menutup, Mendaur ulang, dan Plus kegiatan pencegahan lainnya).
Selain Ibu Narmi, kehadiran Ibu Pengurus PKK Kecamatan Wagir juga turut memberikan bobot dan legitimasi pada acara ini. Dalam sambutannya pengurus PKK Kecamatan Wagir menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh TP-PKK desa yang hadir atas partisipasi aktifnya. Beliau juga menegaskan kembali pentingnya kolaborasi antara pemerintah, organisasi kemasyarakatan seperti PKK, dan masyarakat luas dalam menciptakan lingkungan yang sehat dan terhindar dari berbagai penyakit, termasuk DBD. Pesan-pesan yang disampaikan oleh beliau diharapkan dapat memotivasi para ibu untuk menjadi agen perubahan di lingkungan keluarga dan desa masing-masing.
Antusiasme Peserta dan Harapan untuk Implementasi di Tingkat Desa
Suasana di Pendopo Kecamatan Wagir tampak hidup dan interaktif. Para ibu dari 12 desa di Kecamatan Wagir, yang memenuhi pendopo,menunjukkan antusiasme tinggi selama jalannya sosialisasi. Mereka menyimak dengan seksama setiap penjelasan dari narasumber, mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang relevan, dan berdiskusi mengenai tantangan serta solusi dalam menerapkan PHBS di lingkungan mereka. Hal ini menunjukkan bahwa kesadaran akan bahaya DBD dan pentingnya pencegahan sudah mulai mengakar kuat di kalangan masyarakat, khususnya ibu-ibu yang berperan sentral dalam menjaga kesehatan keluarga.
Partisipasi aktif dari berbagai desa ini diharapkan dapat menciptakan efek domino positif. Dengan adanya pemahaman yang komprehensif, para anggota PKK diharapkan dapat menjadi ujung tombak dalam menyebarluaskan informasi dan menggerakkan kesadaran di tingkat keluarga dan masyarakat desa. Ibu Slamet Jazuli dan Ibu -ibu dari Desa Sitirejo, misalnya, diharapkan dapat membawa pulang ilmu yang didapat dan mengaplikasikannya dalam program-program PKK Desa Sitirejo. Ini bisa berupa kegiatan kerja bakti rutin untuk memberantas sarang nyamuk, edukasi berkelanjutan kepada warga, hingga kampanye PHBS yang lebih masif.
Pencegahan DBD bukanlah tanggung jawab perorangan, melainkan tanggung jawab bersama. Melalui kegiatan sosialisasi semacam ini, diharapkan terjalin sinergi yang kuat antara pemerintah, PKK, dan masyarakat untuk menciptakan desa-desa yang sehat, bersih, dan bebas dari ancaman DBD. Dengan demikian, kualitas hidup masyarakat secara keseluruhan dapat meningkat, dan generasi mendatang dapat tumbuh dalam lingkungan yang lebih aman dan sehat. Semangat gotong royong dan kesadaran akan kesehatan menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan mulia ini.