Wagir, 13 Oktober 2025 — Dalam semangat memperdalam iman dan mempererat tali persaudaraan umat, Lingkungan Santa Cecilia mengadakan kegiatan doa Rosario keliling selama bulan Oktober yang dikenal sebagai Bulan Rosario. Salah satu rangkaian kegiatan tersebut dilaksanakan pada Senin, 13 Oktober 2025, bertempat di kediaman Bapak Ignatius M. Prasetyo, yang beralamat di Dusun Reco, Desa Sitirejo, Kecamatan Wagir. Kegiatan dimulai tepat pukul 18.30 WIB, dan berlangsung dalam suasana penuh kekhusyukan dan kebersamaan.
Ibadah Sabda Membuka Rangkaian Doa
Kegiatan diawali dengan Ibadah Sabda, dipimpin oleh Bapak Matius, yang juga merupakan salah satu tokoh umat di lingkungan. Dalam kesempatan itu, Bapak Matius menyampaikan renungan singkat yang menyoroti kisah Nabi Yunus, yang oleh Tuhan dipanggil untuk mewartakan pertobatan kepada penduduk Niniwe. Namun, Yunus justru melarikan diri dari panggilan tersebut, hingga akhirnya mengalami pertobatan setelah berada dalam perut ikan selama tiga hari.
Dalam renungannya, Bapak Matius menekankan bahwa kisah Nabi Yunus adalah gambaran nyata tentang bagaimana manusia sering kali berusaha menghindar dari kehendak Tuhan, namun kasih dan rencana Allah tetap bekerja untuk membawa manusia kembali ke jalan yang benar. “Seperti Yunus, kita pun kadang merasa takut atau menolak panggilan Tuhan. Namun Tuhan tidak menyerah. Ia selalu memberi kesempatan kedua, bahkan ketiga, agar kita mau bertobat dan kembali kepada-Nya,” ujar beliau.
Renungan ini menjadi pengantar yang mendalam menjelang doa Rosario, mengajak umat untuk merenungkan sejauh mana mereka telah merespons panggilan Tuhan dalam hidup masing-masing, dan bagaimana Bunda Maria selalu setia mengikuti kehendak Allah tanpa menolak atau menghindar seperti Yunus di awal kisahnya.
Lantunan Lagu Pembuka oleh Bapak Krisetya
Setelah Ibadah Sabda, suasana semakin syahdu saat Bapak Krisetya memimpin lagu pembuka yang mengangkat pujian kepada Bunda Maria. Lagu-lagu pujian yang dinyanyikan secara bersama-sama ini memperkuat semangat kebersamaan antarumat dan mengantar hati untuk lebih fokus dalam doa.
Doa Rosario Dipimpin oleh Kak Asti
Puncak kegiatan malam itu adalah doa Rosario yang dipimpin oleh Kak Asti, seorang pemudi lingkungan yang aktif dalam pelayanan kategorial OMK. Dengan penuh semangat dan ketekunan, Kak Asti memandu umat dalam mendaraskan doa Salam Maria sebanyak lima peristiwa mulia yang menjadi bagian dari Rosario hari Senin.
Doa Rosario menjadi momen refleksi pribadi sekaligus komunal, mengajak setiap umat untuk merenungkan kehidupan, penderitaan, dan kemuliaan Yesus melalui mata iman Maria. Anak-anak dan remaja yang hadir juga tampak antusias mengikuti doa ini, menunjukkan bahwa devosi kepada Bunda Maria tetap hidup dan diwariskan lintas generasi.
Kehadiran Umat Meningkatkan Kebersamaan
Salah satu umat yang hadir dalam kesempatan ini adalah Saudara Yudikva, yang menyampaikan kesannya bahwa kegiatan seperti ini sangat penting dalam menjaga semangat kekeluargaan dan kebersamaan antarumat. “Saya merasa dikuatkan secara rohani setiap kali mengikuti Rosario keliling. Selain memperkuat iman, kegiatan ini juga membuat kita semakin akrab sebagai satu keluarga umat Allah,” ungkap sodara Yudikva.
Kehadiran umat yang cukup banyak dalam kegiatan ini menunjukkan tingginya antusiasme dan kesadaran akan pentingnya devosi kepada Bunda Maria, terlebih di bulan Oktober yang secara khusus didedikasikan bagi Maria.
Kegiatan Rutin yang Menjadi Tradisi Iman
Rosario keliling ini merupakan bagian dari tradisi tahunan lingkungan Santa Cecilia setiap bulan Mei dan Oktober. Kegiatan ini tidak hanya menjadi sarana doa bersama, tetapi juga bentuk nyata dari semangat gotong royong, solidaritas, dan hidup menggereja di tengah masyarakat.
Setiap umat secara bergiliran menjadi tuan rumah dalam kegiatan ini, memberikan kesempatan yang sama untuk menjadi tempat perjumpaan dan persekutuan umat. Dengan demikian, nilai kekeluargaan dan spiritualitas Katolik semakin tumbuh dan berkembang di lingkungan.
Penutup: Mewartakan Iman Lewat Doa Bersama
Kegiatan Rosario keliling di rumah Bapak Ignatius M. Prasetyo pada Senin malam ini bukan sekadar rutinitas rohani, melainkan bentuk konkret dari pewartaan iman dan cinta kasih kepada Bunda Maria. Melalui kebersamaan dalam doa, umat lingkungan Santa Cecilia menunjukkan bahwa iman Katolik bukan hanya untuk diri sendiri, tetapi juga untuk dibagikan dan dirayakan bersama.
Semoga kegiatan ini terus menjadi sumber berkat dan inspirasi, serta memperkuat komitmen umat dalam mengikuti teladan Bunda Maria—ibu yang setia, rendah hati, dan penuh kasih, serta mengajak kita untuk tidak menolak panggilan Tuhan sebagaimana yang dialami oleh Nabi Yunus.
Tags
keagamaan